TRIBUNNEWS.COM-Jazilul Fawaid, Wakil Ketua Musyawarah Rakyat, mampir di depan sebuah warung kecil di pinggir jalan saat berkunjung ke Kabupaten Ende di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Rabu (29/7/2020). Di warung tersebut, ia dan rombongan mendapatkan jagung, pisang dan singkong bakar serta kopi andalan Ende. Saya mengunjungi toko ini karena ini adalah bisnis pedesaan (Bumdes).
Sambil mencicipi kopi khas Ende, Jazilul Fawaid berkata: “Rasanya sangat unik.” Menurutnya, kopi yang diminum berbeda dengan kopi di tempat lain.
“Saya kira tidak kalah dengan kopi di luar”, ujarnya.
– Kepada wartawan, ia mendorong Bondes untuk lebih berkembang dan harus bisa menjadi model Bumdes di bidang lain. Politisi PKB mengatakan bahwa Bumdes yang ada harus dan harus digunakan sebagai sarana untuk memperkuat kapasitas masyarakat pedesaan. Jika ada yang kurang, pemerintah berkewajiban membantu. Menurut laporan, Bumdes yang dikunjungi tidak memiliki alat pengemas dan pencampur kopi.

“Padahal pemerintah sudah menyiapkan alat-alat tersebut,” ujarnya.
Di desa ini, ia memiliki potensi untuk minum kopi, namun alat pengelolaannya masih sedikit. Kalaupun pasar buka, karena Bumdes yang ada berada di jalan masuk menuju tempat wisata Danau Kelimutu. Katanya: “Kalau ke Kelimutu bisa mampir di sini.” Sebagai wakil rakyat, Jazilul Fawaid berjanji akan membantu kekurangan Bumdes. Gus Jazil yang terkenal mengatakan: “Pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu berkoordinasi untuk melihat potensi Bumdes-Bumdes.”
Selama pandemi Covid-19, Bumdes segera mengkoordinasikan pekerjaan ini. Desa dengan potensi besar, dan segera bekerja karena ini. Akan memungkinkan pertumbuhan ekonomi desa. Dengan adanya kegiatan ekonomi maka suatu produk terserap.
“Jika ada permintaan, produksi akan meningkat untuk menciptakan lapangan kerja.” Jelasnya.
Jazilul Fawaid senang dengan penanggung jawab desa ini.Tempat ini lulusan Amerika Serikat dan usianya masih sangat muda. Hal ini menunjukkan bahwa banyak anak pedesaan yang memilih kembali ke kampung halaman dan bekerja di sana. Dia berkata: “Mereka lebih suka menjalankan desa ini.”
So, what do you think ?