TRIBUNNEWS.COM-Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua Konferensi Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), kembali menegaskan pentingnya pemahaman yang benar tentang Pancasila secara utuh. Pancasila sangat penting dipahami dengan benar agar tidak menimbulkan kegaduhan dalam bernegara. Seperti lahirnya Undang-Undang Kebijakan Ideologis Pancasila (RUU HIP), Undang-Undang tersebut menimbulkan sensasi di masyarakat Indonesia. Yang memprihatinkan, saat-saat yang bergejolak tersebut adalah ketika negara Indonesia dilanda bencana medis darurat Covid-19 baik dari aspek sosial, ekonomi, pendidikan, ketenagakerjaan dan lainnya.

“UU HIP menunjukkan bahwa jika kita tidak memahami Pancasila secara utuh, benar dan benar maka akan menimbulkan keributan dan penolakan di berbagai kalangan masyarakat, tidak hanya DPR, MPR dan DPD, serta masyarakat dari semua organisasi keagamaan. Ada dari kalangan organisasi veteran Indonesia, Pemuda Pancasila, dll., ”Ujarnya di sela-sela bakti sosial antara empat pilar Musyawarah Rakyat Indonesia di daerah pemilihan DKI Jakarta II dan birokrat masyarakat Indonesia. Kata Hidayat dalam forum yang diadakan di Jakarta. (FBMI) Sabtu (11/7) Munculnya UU HIP menandai kebutuhan mendesak untuk mensosialisasikan empat pilar Musyawarah Rakyat Indonesia. Sebab sebenarnya yang harus memahami dan melaksanakan Pancasila adalah kepala negara di berbagai tingkatan dan semua cabang kekuasaan (eksekutif, legislatif, yudikatif).
Individu berpenghasilan tinggi menekankan bahwa seluruh anggota Forum Birokrasi Masyarakat Indonesia harus memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang sudah mapan, terutama dalam menjalankan tugas birokrasi dan berinteraksi dengan masyarakat. “Saya harap kita bisa berkonsentrasi memahami Pancasra, Nasionalisme Udneri 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, serta bagaimana menjadi birokrat Indonesia yang terpercaya. Agar mampu menata masyarakat dan negara dengan baik, hal ini tidak akan menyebabkan Kontroversi. Katanya ini kontraproduktif. Orang-orang kaya mengatakan bahwa UU HIP bisa jadi pelajaran dan tidak bisa merendahkan Pancassila sebagai falsafah negara dan landasan bangsa. Tingkatannya sama dengan hukum, atau bisa ditekan menjadi Ekasila, dan lainnya Tak perlu dikatakan Trisila. Lagipula Pancasila tidak bisa dilontarkan tanpa sepenuhnya menandaskan hukum pertama. Inilah Ketuhanan Yang Maha Esa
” Apakah ketuhanan atau ketuhanan budaya yang terkandung dalam UU HIP yang ditolak, ”tuturnya. Pancasila tidak bisa dipahami dengan benar. Tidak mungkin dipahami siapa yang berjasa bagi terwujudnya Pancasila sebagai tumpuan negara. Pengorbanannya adalah Islamophobia dan Indonesia Seolah-olah tidak ada layanan umat Islam ketika Pancasila dibuat. Begitu pula sebaliknya, sebagaimana Indonesia merdeka, tidak ada hubungan atau hubungan antara pimpinan ormas Islam dengan ormas Islam. Berkontribusi, “tambahnya.
Jadi, kata Hidayat, birokrat perlu memahami Pancasila dengan baik. Kisah Nahdlatul Ulama (NU) bahkan mengisahkan kepada KH Hasyim Asyari bagaimana berpuasa dan berdoa khusus untuk mencari tuntunan untuk Indonesia merdeka. -Dalam acara ini, Ki Bagus Hadikusumo (Muhammadiyah) dan Pak Natsir (Masyumi) juga berperan penting. . Acara ini harus selalu dikenang saat membangun masyarakat dan menyelamatkan Indonesia. Jika ada pihak yang membajak Pancasila, termasuk penyelamatan Indonesia. Selain itu juga dapat membebaskan Indonesia dari separatisme yang ingin merongrong NKRI. Penting bagi para birokrat untuk memahami sejarah ini, agar mereka dapat melakukan yang terbaik untuk membangun dan menyelamatkan Indonesia tanpa ragu. Orang-orang berpenghasilan tinggi mengingat keberadaan Pancasila merupakan salah satu dari empat pilar kewarganegaraan Indonesia dan sangat erat kaitannya dengan tiga pilar lainnya. Pilar kedua adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI) yang menjelaskan tentang ideologi dan dasar negara. Ia mengatakan bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan versi turunan dari Pancasila.
Sekaligus yang ketiga Dan pilar keempat adalah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Binh (Bhin).Nekadongaika. NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika terkait satu sama lain. NKRI hadir sebagai bentuk penghormatan dan penerimaan terhadap realitas kebhinekaan, meskipun berbeda namun tetap bersatu.
So, what do you think ?