TRIBUNNEWS.COM-Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) tengah mempertimbangkan untuk membubarkan institusi non produktif. Dikatakan, kementerian yang dipimpin oleh Tjahjo Kumolo telah menyeleksi 96 lembaga yang ada.
Soal sambutan, Wakil Presiden MPR Jazilul Fawaid menyetujui rencana Tjahjo. Dia mengatakan di Jakarta pada 13 Juli 2020: “Saya setuju dengan langkah Jacho Utara untuk membubarkan institusi non-produktif.”
Ketika ditanya institusi mana yang bisa dibubarkan, politisi PKB mana yang tidak mau disebut Institusi harus dibubarkan. Larut. Ia hanya mengatakan: “Saya yakin Menpan RB memiliki tolak ukur yang dapat menilai kinerja dan produktivitas organisasi. Saya setuju dibubarkan bagi organisasi yang tidak mampu dan kurang kuat,” ujarnya. Dia menambahkan.

Terkait pembubaran lembaga non produktif, menurut Kabupaten Gresik, warga asli Pulau Bawean di Jawa Timur ini, pemerintah telah mengambil dua langkah penting, pertama membubarkan lembaga non produktif untuk mengurangi beban dan meredefinisikan prioritas negara. anggaran. Dan pemulihan ekonomi negara, “katanya. Kedua, apa yang dikatakan pemerintah lakukan adalah salah satu cara untuk menerapkan manajemen krisis, bahkan jika lembaga yang tidak perlu dirasionalisasi, dirasionalisasi, dan / atau dibubarkan. Karyawan honorer atau paruh waktu yang bekerja di perusahaan. Di luar akun. Untuk itu, pria bernama Gus Jazil ini berharap jika pemerintah ingin membubarkan lembaga-lembaga non produktif tersebut, pemerintah benar-benar selektif. Ia mengatakan: “Di antara 96 lembaga itu cukup banyak. Setengah dari itu. “Dia berspekulasi bahwa jika negara tidak dalam posisi sulit karena pandemi Covid-19 menghancurkan semua sektor, akan lebih tepat untuk mempertahankan lembaga dan komite produktif yang efektif. Dan meningkatkan kinerja. Dia berkata:” Saya Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga MPR diyakini telah dibentuk organisasi untuk membantu pemerintah. “
So, what do you think ?