
JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM-Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia, mengatakan rencana MPR membantu penyelenggaraan Kongres Syuro Sedunia sesuai dengan misi pembukaan UUD 1945 Indonesia.
Paragraf keempat, Pembukaan UUD NRI 1945, dsb, yang berisi tentang tata tertib ikut serta dalam penyelenggaraan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Itu belum sepenuhnya hilang. Diharapkan dengan dibentuknya Syuro World Congress dapat menjadi sarana negosiasi perdamaian untuk menjamin kemerdekaan negara-negara kolonial seperti Palestina. Artinya, rencana MPR tersebut sejalan dengan alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan oleh karena itu penjajahan di dunia harus dihapuskan karena “tidak. Sejalan dengan kemanusiaan dan keadilan, ”kata Hidayat Nur Wahid. Tambahan.
Saat berbicara Hidayat, ia menjadi juru bicara seminar nasional tentang pembentukan Organisasi Internasional Dewan Syuro Dunia.
Seminar nasional adalah bagian dari seminar. HUT ke-75 MPR. Acara digelar pada Sabtu (29/8/2020) di Gedung Nusantara IV Gedung MPR / DPR RI.
Pimpinan MPR, Pimpinan DPR, dan Pimpinan DPD RI turut serta dalam acara tersebut. -Selain Hidayat Nur Wahid, empat pembicara lainnya diundang dalam seminar nasional tersebut. Yakni, Dr. Azyumardi Azra, Magister, Profesor CBE UIN, Profesor Syarif Hidayatullah di Jakarta, Dr. M. Luthfi Zuhdi, mantan Ketua Program Studi Universitas Indonesia / Timur Tengah, dan Dr. Fitra Arsil Academia / Ketua Program Riset Konstitusi Nasional Universitas Indonesia.
Kamapradita Isnomo, Ketua International Social and Cultural Organization for Developing Countries, Kementerian Luar Negeri RI
Project Support MPR Hidayat mengatakan, Syuro World Congress didukung oleh Syuro Committee dan Arab King.
So, what do you think ?