Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, juru bicara Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia, bangga dengan prestasi bangsa Indonesia dalam kesetaraan gender. Namun, tidak seperti Amerika Serikat, negara yang terkenal dengan nenek moyangnya yang demokratis dan emansipasi wanita masih menjadi tawanan kesetaraan gender.
Sejak pemimpin Partai Wanita Nasional Alice Paul pertama kali mengajukan proposal tersebut pada tahun 1923, batas waktu untuk persetujuan adalah sampai tahun 1982, tetapi sejauh ini, Amandemen Hak Setara telah menegaskan prinsip kesetaraan gender termasuk wanita. Hak Konstitusi AS tetap stagnan.
“Meski sejak UUD 1945 disahkan pada 18 Agustus 1945, tetap saja menyangkut subyek hukum perorangan seperti“ setiap orang ”atau“ setiap warga negara ”. Tidak ada pasal tentang laki-laki atau perempuan, dan banyak tokoh perempuan yang terlibat Dalam rangka memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, setidaknya diangkat 14 wanita sebagai pahlawan nasional, di antaranya RA Kartini, Tjoet Njak Dhien, Tjoet Njak Meutia, Devi Sa Dewi Sartika. Dan Malahiti, “ujarnya. Bamsoet pada acara Sosialisasi Empat Pilar yang diselenggarakan di Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) di Forum Pemberdayaan Rakyat Indonesia (FPPI), Senin, Jakarta, Ruang Konferensi Pembicara Konferensi Konsultatif Rakyat Indonesia
Diantara para pejabat yang hadir di IPP, Presiden Marlinda Irwanti (Marlinda Irwanti) dan Sekretaris Jenderal Dyah Eko Setyowati.

Mantan Ketua MPR ini menjelaskan hal itu dalam politik Di bidang kepemimpinan, perempuan Indonesia juga bisa merebut kepercayaan rakyat. Ketika Indonesia merdeka selama 56 tahun, ia memiliki seorang presiden perempuan, Megawati Sukarnoputeri, yang menjabat sejak 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Pada saat yang sama, Amerika Serikat telah memasuki 244 tahun sejarah merdeka tanpa seorang pemimpin. — Dalam 171 Pilkada yang digelar bersamaan pada 2018, India merdeka dari Indonesia di usianya yang ke-73. Perempuan juga berhasil merebut kepercayaan dari berbagai etnis. 14 perempuan berhasil menjabat sebagai bupati (1 gubernur, 10 bupati dan 3 walikota). Dalam kurun waktu tersebut, terpilih 17 orang perempuan sebagai wakil direktur daerah (2 wakil gubernur, 9 wakil gubernur, 6 walikota) – “Menjelang HUT ke-75 kemerdekaan Indonesia, para anggota wanita mewakili RI dari Republik Demokratik Rakyat. Ada pula peningkatan, yakni dari 97 pada periode 2014-2019 menjadi 118 pada periode 2019-2024 atau sekitar 20,5% dari total 575 anggota DPR. Karena undang-undang menetapkan proporsi perwakilan perempuan harus mencapai 30% Harapan. Pada peringatan 100 tahun kemerdekaan, akan ada lebih banyak perempuan di dunia politik, ”kata Bamsoet. Menurut laporan “Indeks Kesenjangan Gender Global 2020” dari Forum Ekonomi Dunia, Indonesia menempati urutan ke-85 dari 153 negara, jauh di bawah Filipina (ke-16) dan Laos (ke-43) serta Amerika Serikat (ke-53). Dalam laporan tersebut, esesia Indonesia juga meraih hasil yang positif. Sub-indeks kesetaraan gender di bidang pendidikan dan kesehatan meningkat tajam, masing-masing mencapai 96,1% dan 95,7%. Perbaikan di dua bidang ini akan memungkinkan perempuan Indonesia mengambil tindakan lebih lanjut, ”tutup Bamsoet.
So, what do you think ?