Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Nusantara berencana mengadakan pesta besar untuk mencetak para pecinta dan penarik Al-Quran Indonesia – tetapi kali ini agenda Nusantara adalah untuk menyelenggarakan acara Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) di tempat lain
– When Covid-19 Sementara pandemi masih menyebar di negara ini, kompetisi Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) diselenggarakan dengan menggunakan metode virtual.
– Jangilji Fawaid, Selasa (23/6/2020). ————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————— kepada kepada kita kepada kita sebuah sebuah kisah baru. Selain menjadi virtual, peserta juga harus membaca, menjelaskan dan menjelaskan tulisan suci dalam bahasa ibu mereka Bahasa warisan atau bahasa daerah asal orang tersebut. Dia berkata: “Jika bahasa Indonesia digunakan sebelumnya, maka kali ini Mahkamah Konstitusi harus menggunakan bahasa lokal.” Dan He, Madurai, Jawa, Bugis, Batak, Melayu dan daerah lainnya.
“Kita harus mempertahankan bahasa yang ada di Indonesia. Dengan menggunakan bahasa lokal untuk menjelaskan isi Al-Quran, masyarakat lokal juga akan lebih memahami dan menyerapnya dengan lebih mudah,” katanya.
Acara MKK ini mengumumkan wakil ketua Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia. Saat ini, 785 peserta telah mendaftar di seluruh kepulauan.

“Dia berkata:” Ada sekitar 50 peserta dari berbagai bahasa, dari Aceh, Palembang, Jawa, Jawa Ngapak, He, Madura, Kalimantan, Bugis dan Kelly. Sebagian besar peserta masih dari Jawa. …. “Saya harap Quran akan dicintai oleh semua suku kami. Saya juga berharap bahwa Al-Qur’an dapat menjadi keanekaragaman kekuatan adhesi di nusantara dan menjadi sarana terpadu, bukan alat melawan domba. Dia berkata: “Jika kita mencintai Quran, kita akan mencintai Nusa Tara, Indonesia.”
So, what do you think ?