
TRIBUNNEWS.COM-Lestari Moerdijat, Wakil Ketua Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia, meminta pemerintah memperhatikan kelas menengah yang terdampak wabah Covid-19. Gelombang PHK, pendapatan menurun dan hilangnya pendapatan membuat kelompok ini dirugikan secara ekonomi. Dalam pidatonya, Rabu (29/4), Ruili, yang akrab disapa “Ruili”, meyakini kelompok masyarakat kelas menengah berperan dalam mendukung perekonomian nasional. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa 115 juta penduduk Indonesia termasuk golongan menengah, terhitung hampir setengah dari total penduduk Indonesia, atau sekitar 260 juta. . Rerie mengatakan jika penanggulangan pandemi Covid-19 memakan waktu lebih lama dari perkiraan, jumlah kelas menengah yang rentan terhadap kemiskinan dapat terus meningkat. Menghadapi dampak epidemi Covid-19. Misalnya, pembebasan pajak penghasilan (PPh) pekerja tidak hanya meluas ke manufaktur, tetapi juga ke 18 industri lainnya. Mengingat besarnya jumlah kelas menengah, maka perlu dipertimbangkan mekanisme untuk membantu mereka. Ini termasuk pinjaman bank. Jelas, uang ini tidak bisa menutupi biaya operasional keluarga yang sudah tinggi. Untuk itu, perlu dipikirkan bersama bagaimana cara mencegahnya agar tidak jatuh ke kedalaman yang lebih dalam. Reilly menambahkan, data tersebut valid dan pemerintah juga dapat mengundang pihak swasta untuk berpartisipasi dalam penyaluran bansos. Dia menyimpulkan.
So, what do you think ?