
JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, Ketua Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia, memperkirakan 213 negara di dunia yang terjangkit virus Covid-19, termasuk Indonesia, sedang bekerja keras menahan penyebaran dan pemulihan virus. Perekonomian yang hancur oleh pandemi dengan cepat bertengkar tentang vaksin. Kemampuan beradaptasi negara terhadap virus Covid-19 harus dilengkapi dengan vaksin. Beradaptasi dengan gaya hidup baru (normal baru) hanya dapat mengontrol penyebaran virus, tetapi tidak dapat sepenuhnya menghentikan penyebaran virus. Mereka mengidap Covid-19. Pada 22 Juli 2020, Amerika Serikat meminta China untuk menutup Konsulat Jenderal di Houston, Texas untuk mencegah China terus menemukan vaksin dan penyakit menular yang dikembangkan oleh National Institute of Allergy di Texas (NIAID). ). “Ini menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 sangat penting dan hanya bisa diselesaikan dengan ditemukannya vaksin,” kata Bamsoet pada Simposium Ketahanan Bencana Nasional Virtual di bawah Normal Baru Bangsa Virtual yang diselenggarakan oleh Institut Pengembangan Pengusaha Indonesia STIE. (STIE IPWI), dari Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu (20/7/29).
Hadir pula TNI (Purn) Jenderal Wiranto, Ketua Panitia Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, Dr. Suyanto, Presiden STIE IPWI, dan Founder IPWI Foundation Soemitro.
Mantan presiden DPR RI ini menjelaskan bahwa akibat keadaan darurat tersebut, United Airlines bahkan menginvestasikan $ 2,2 miliar untuk mendukung penelitian program vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Moderna, Johnson & Johnson dan AstraZeneca. Dukungan finansial akan memungkinkan Amerika Serikat memperoleh 300 juta dosis vaksin AstraZeneca pada akhir tahun 2020.
“Indonesia memproduksi vaksin Sinovac melalui PT Biofarma dan Sinovac Biotech China. Sebagai penangkal Covid-19, vaksin Sinovac merupakan satu dari lima vaksin. Dunia sudah memasuki uji klinis fase ketiga. Empat vaksin lainnya adalah Sinopharm dari Institut Produk Biologi Wuhan dan Institut Produk Biologi Beijing, AstraZeneca Bamsoet dari Universitas Oxford mengatakan: “Moderna dari NIAID di Inggris dan Amerika Serikat. Kamar Dagang dan Wakil Ketua Kementerian Perindustrian memperkirakan melalui kerja sama ini, pada tahun 2021 Indonesia sudah bisa memproduksi vaksin sendiri dan menjadi salah satu negara pertama yang menyuntikkan penawar Covid-19 kepada warganya. Hal ini tidak menutup kemungkinan. Dengan kemungkinan tersebut, Indonesia juga dapat membantu negara-negara lain di dunia untuk mempersiapkan vaksinasi.Di tahun-tahun mendatang dunia akan dilanda pandemi lain yang membutuhkan vaksin sebagai solusinya. Indonesia harus siap mengembangkan dunia farmasi sejak dini.
So, what do you think ?