Pandemi TRIBUNNEWS.COM-Covid-19 belum menemukan ujung penyebaran kasus terkontaminasi di Indonesia. Data terakhir dari kelompok kerja percepatan penanganan Covid-19 menunjukkan kasus positif harian tertinggi mengalami peningkatan, mencapai 1.043 pada Selasa (6/9/2020).
Dengan demikian, sejak jumlah kasus pertama kali diumumkan di Indonesia pada awal Maret lalu, tercatat 33.076 pasien positif.
Sebelumnya, pada Minggu (6 Juni 2020), setiap hari ada 672 kasus positif. Kemudian Senin (8/6/2020) jumlah kasus meningkat menjadi 847 kasus positif, dan hari ini meningkat lagi menjadi lebih dari seribu kasus. Grafik tersebut menunjukkan bahwa angka penularan Covid-19 masih tinggi bahkan cenderung meningkat dari hari ke hari. Memang sudah banyak langkah yang dilakukan pemerintah, namun angka positifnya tidak turun signifikan. Kalaupun pemerintah dilengkapi dengan PERPPU No. 1 tahun 2020, sudah disiapkan untuk penanganan Covid 19 dan telah menghabiskan anggaran yang tidak sedikit.
Kebijakan pemerintah dalam memberikan konsesi kepada PSBB di pusat juga diragukan. Jumlah kasus positif meningkat drastis. Pemerintah terus melonggarkan PSBB, pemerintah sudah mulai membuka mall-mall besar, namun masih banyak perjanjian sanitasi yang ketat yang belum dilaksanakan. “Pemerintah harus berperan aktif dalam menghilangkan laju kenaikan kasus sehari-hari dengan berbagai kebijakan dan kemampuan, tanpa merumuskan kebijakan yang kontraproduktif,” atau dengan memberikan pilihan lain kepada masyarakat untuk keluar rumah untuk beraktivitas, dan sekaligus mengikuti kesehatan. Pertahankan disiplin untuk membuat perbedaan. protokol. Syarief Hasan melanjutkan.
“Pemerintah harus belajar banyak dari negara lain seperti Korea Selatan. Ketika pandemi dimulai, mereka sangat dibatasi. Sekarang, setelah jumlah kasus berkurang drastis, mereka memulai kembali berbagai kegiatan, misalnya hanya Ditambahkan 20 kasus. Ia mengatakan: “Sekalipun mereka membuka pusat ekonomi dan sosial, mereka tetap menegakkan perjanjian sanitasi secara ketat.”

Tidak hanya Korea Selatan, tetapi juga Jepang, setelah menambahkan 11 kasus, negara ini disebut Chaoyang Ruang kurungan dibuka kembali. Dalam dua minggu, Selandia Baru juga membuka pintu lockdown setelah mendaftarkan nol kasus dalam dua minggu. Tidak hanya dibatasi untuk belajar, Indonesia juga perlu belajar dari pemerintah Jepang dan Selandia Baru bagaimana melacak kasus dengan cepat Kemampuannya, jangan terlalu banyak menyebar. Ujung-ujungnya, kepercayaan masyarakat terhadap negaranya sangat tinggi.
Sekarang pemerintah harus menjawab pertanyaan-pertanyaan sosial yang utama. Mampukah pemerintah menyelesaikan pandemi dengan cepat dan tepat? Republik Demokratik Rakyat Tiongkok dan masyarakat Indonesia berkonsultasi Rapat (MPR) mengesahkan PERPPU pertama tahun 2020 untuk membantu penyelesaian Covid-19 melalui fungsi pengawasan dan legislasi, sehingga kita bisa berharap pemerintah berfungsi dengan baik.Pertanyaannya sekarang adalah apakah pemerintah bisa berhasil menyelesaikannya dengan kemampuan pengelolaan anggaran yang kuat. Epidemi Covid 19? The Knowledge Group mengklaim bahwa Indonesia menempati urutan ke-97 di antara 100 negara teraman dengan Covid-19 di dunia. Ia mengatakan bahwa ini adalah situasi yang sangat mengkhawatirkan. -Pimpinan senior Partai Demokrat dari Partai Rakyat Demokratik Anggota rapat menegaskan bahwa pemerintah harus merumuskan kebijakan secara hati-hati, kritis, dan matang, dengan harapan dapat menggunakan anggaran sebesar itu secara efektif. Pemerintah tidak hanya mengharapkan ketaatan masyarakat, tetapi juga tidak dapat mengambil langkah-langkah strategis yang tegas.
“Pemerintah harus menyelesaikan masalah. Hal di atas sangat berperan karena pemerintah memiliki kekuasaan dan anggaran, daripada menunggu penyelesaian masalah, ”pungkas Syarief Hasan.
So, what do you think ?