
Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, ketua Musyawarah Rakyat Indonesia, mengingatkan kepada seluruh pemerintah daerah agar lebih tegas dalam melaksanakan kesepakatan sanitasi. Selain kasus Covid-19 yang terus meningkat, persiapan Pilkada Langsung 2020 juga sedang dilakukan. Cluster Covid-19 baru tidak dapat ditambahkan selama tahap persiapan sebelum pemungutan suara Pilkada 2020.
“Persiapan Pilkada 2020 mulai mengkhawatirkan. Karena dari rangkaian kegiatan ini, banyak ditemukan kasus Covid-19. Kemarin (09/05) kemarin dilaporkan sebanyak 69 orang berasal dari Bawaslu Boyolali. Dari perwira militer tersebut dipastikan positif mengidap Covid-19, bahkan dilaporkan di banyak daerah bahkan beberapa calon potensial (Babazons) terpapar Covid-19, “Bamsoet Senin (20/09/07) Berbicara di Jakarta – FKPPI, Kepala Kementerian Pertahanan Nasional, mengatakan dalam pencatatan kegiatan Bapaslon, jelas ada kesepakatan kesehatan yang dilanggar. Di beberapa daerah, kegiatan pendaftaran Bapaslon masih melibatkan banyak orang, dan prosedur kebersihan diabaikan.
“Jika ada pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian sanitasi, KPUD dan Bawaslu tidak segan-segan meminta bantuan aparat Polri untuk menjaga ketertiban. Termasuk mencari bantuan dari prajurit TNI-Polri yang ditugaskan untuk melaksanakan perjanjian sanitasi di tempat umum,” Kata Bamsoet.
Ketua DPR RI ke-20 itu menambahkan, menjelang masuknya gerakan Pilkada yang berlangsung selama 71 hari, tren pelanggaran perjanjian sanitasi akan semakin serius. 26-12 September 2020 5- Mei “Oleh karena itu, Babazon harus mampu mengontrol dan mendukung massa untuk mematuhi kesepakatan sanitasi. Selain itu, Panitia Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Panitia Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus berani membatasi jumlah peserta dalam setiap acara yang berkaitan dengan persiapan Pilkada, “kata Bamsoet. Presiden Pemuda Pancasila mengenang dalam 270 Pemilu Kabupaten melaksanakan Pilkada 2020 secara bersamaan, meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota di 32 provinsi.Jika setiap pasangan calon tidak bisa mengontrol aktivitas simpatisan dan dukungan dalam jumlah besar, maka masyarakat akan khawatir melanggar perjanjian kesehatan. Mungkin lebih umum, dalam gerakan pilkada, semua pemerintah daerah harus tegas menegakkan perjanjian sanitasi, begitu pula Paslon harus bisa mengontrol pendukungnya. Jika tidak, kegiatan Pilkada justru bisa memicu Covid- di semua daerah pemilihan. 19 kasus telah melonjak, “Bamsoet menyimpulkan.
So, what do you think ?